Selasa, 15 Oktober 2013

TUGAS III



TUGAS AVERTEBRATA AIR
1.      Jelaskan defenisi  dan pengertian dari filum porifera
2.      Jelaskan karakter morfologi tubuh dari filum porifera, sertakan gambar
3.      Sebutkan dan jelaskan tipe saluran air pada spons
4.    Ada berapa kelas dari filum porifera, sebutkan dan jelaskan apa yang membedakan semua kelas tersebut.
5.      Sebutkan dan jelaskan macam – macam zat penyususn sclerit pada filum porifera
6.      Sebutkan dan jelaskan bentuk – bentuk pertumbuhan porifera
7.      Jelakan bagaimana proses makan pada filum porifer
“JAWABAN “
1.      Porifera berasal dari nama latin, porus dan fer. Porus memiliki arti pori, dan fer memiliki arti membawa. Selain itu juga sering di sebut dengan spons atau hewan berpori yang mana merupakan salah satu filum hewan multiseluler yang bentuknya paling sederhana dibanding dengan filum hewan lainya. Porifera hidup dengan cara heterotrof. Makanannya yaitu bakteri dan plankton. Makanan yang masuk ke tubuhnya dlm wujud cairan hingga porifera dimaksud juga sbg pemakan cairan. Habitat porifera biasanya di laut.
2.      Karakter morfologi  filum porifera
·         Merupakan hewan satu sel, dengan ukuran antara 5 – 5.000 mikron, rata-rata 30 – 300 mikron.
·         Tubuh terdiri dari protoplasma yang dibungkus membran sel (plasmalema) yangberfungsi sebagai dinding sel
·          Protoplasma terdiri dari 2 komponen yaitu nukleus dan sitoplasma
·         Sitoplasma terdiri dari 2 bagian yaitu:
1. Ektoplasma (bagian terluar, jernih dan tampak homogen/hyalin).
2. Endoplasma, di dalamnya berisi materi yang mengandung protein, karbohidrat, lemak, garam mineral, serta organel.
·         Protozoa belum memiliki organ pencernaan dan alat reproduksi secara
Khusus.
Gambar  :


 
3. Tipe-tipe saluran air pada porifera : 
 1. Tipe Askon : 
    sistem saluran air yang paling sederhana, secara berurutan terdiri 
    atas ostium, spongiosel, dan oskulum. Tipe ini adalah tipe paling 
    sederhana.bentuk porifera seperti jambangan bunga. Air yang 
    masuk melewati saluran yang langsung terhubung dengan spongosol 
    lalu keluar melalui oskulum. Saluran ini pendek dan tidak memiliki 
    cabang maupun lekuk-lekuk.  
    Contohnya: Leucosolenia dan Clatharina blanca

2. Tipe Sikon : 
    saluran airnya meliputi ostia, saluran radial yang tidak bercabang, 
    spongiosel, dan oskulum. Tipe ini air yang melalui ostium kemudian 
    masuk ke spongosol melalui saluran yang bercabang-cabang. 
    Setelah itu air akan keluar melalui oskulum.  
    Contohnya : Pheronema sp., Schypa, dan Sycon gelatinosum.

3. Tipe Leukon (rhagon) : 
    tipe terumit. Salurannya terdiri atas ostia, saluran radial yang 
    bercabang-cabang, spongiosel, dan oskulum. Tipe ini adalah tipe 
    yang paling kompleks. Air masuk melalui ostium menuju ke 
    rongga-rongga bulat yang saling berhubungan. Dari rongga ini 
    barulah mengalir menuju spongosol dan keluar melalui oskulum 
     Contohnya: Euspongia officinalis dan Euspongia mollissima 
4.      kelas - kelas dan Contoh Porifera
Jenis-Jenis Porifera. Sudah kita kenali bahwasanya spikula tersusun dari zat kapur dan juga dari silikat. Dengan basic zat penyusun jenis-jenis dari Porifera ini bisa digolongkan. Berikut ini merupakan 3 kelas atau Jenis dan Contoh dari Porifera.
a ) Kelas Calcarea, golongan Porifera yang pertama ini memiliki spikula yang terbuat dari zat kapur. Biasanya hidup di air laut yang tidak dalam atau dangkal. Contohnya, Scypha gelatinosa, Grantia dan juga Leucosolenia.
b ) Kelas Hexactinellida, golongan yang kedua ini memiliki spikula yang terbuat dari zat kersik atau silikat. Hidupnya di laut yang dlm, contohnya Pheronema sp., Euplectella dan juga Regadrella sp.
c ) Kelas Demospongiae, kelas yang ketiga ini memiliki spikula yang terbuat dari zat kersik dan juga protein ( spongin ) atau cuma spongin saja. Tubuhnya lunak dan tak memiliki skeleton. Habitatnya berada di laut yang dangkal, memiliki jumlah bagian yang sangat banyak, contohnya Euspongia officinalis ( spons mandi ), Spongilla, Haliclona, Microciona dan juga Corticium. 
5.      macam-macam zat penyusun sclerit pada porifera
Epidermis (lapisan terluar)
Lapisan terluar dari porifera dan tersusun oleh sel sel epitelium pipih yang disebut Pinakosit
Mesoglea
Lapisan pembatas antara epidermis dan endodermis. Mesoglea pada Porifera mengandung dua macam sel yaitu:
Sel Ameboid
Sel ameboid berfungsi untuk mengangkut zat makanan dan zat-zat sisa metablisme dari sel satu ke sel lain
Sel Sklerobas
Sel Sklerobas berfungsi sebagai pembentuk spikula
Endodermis (lapisan dalam)
Endodermis adalah lapisan dalam yang terdiri dari sel-sel leher atau koanosit yang memiliki flagel dan berfungsi sebagai pencerna makanan 
6.      bentuk-bentuk pertumbuhan porifera yaitu :
1)      Pembentukan tunas
Setelah terbentuk tunas, kemudian tunas memisahkan diri dari induknya dan hidup sebangaiindividu yang baru.
2)      Gemmulae (butir benih)
a)Gemmulae tersusun atas sejumlah sel mesenkim yang berkelompok dan berbentuk   seperti bola yang dilapisi kitin serta diperkuat oleh spikula.
b) Gemmulae dibentuk juka keadaan lingkungan kurang menguntungkan. Jika keadaanlingkungan telah membaik kembali, gemmulae akan tumbuh menjadi porifera baru.
 c) Gemmulae hanya terbentuk pada prifera yang hidup di air tawar.
 Proses perkembangbiakan dengan gemmulae sebagai berikut.
 Arkeosit mengumpulkan nutrient dengan memfagosit sel  lain  untuk  dikumpulkan dalamrongga tubuh. Sel tertentu kemudian mengelilingi sekret kumpulan tersebut dan meng-cover-nya. Jadi, gemmulae terdiri atas kumpulan/cluster dan kapsul yang mengelilinginya.Pada kondisi yang tepat, sel meninggalkan gemmulae (menetas), keluar melalui lubang dan berdiferensiasi membentuk spons baru
       Porifera mengalami dua bentuk kehidupan yaitu:
         hidup berenang bebas (polip) yang terjadi pada fase larva dan
         hidup menetap (sesil) pada fase dewasa.
7.      Proses  Makan dan Cara Makan Filum Porifera
Porifera mendapatkan makanan dengan menyaring air. Air mengandung partikel yang sangat kecil 80% partikel yang kurang dari 5 μm dan 20% terdiri atas bakteri, dinoflagellata dan nanoplakton partikel yang berukuran 5 μm – 50 μm dimakan dan dibawa oleh amoebocyte. Tidak semua Porifera mendapatkan makanan dengan cara filter feeder. Spons carnivora dari genus Asbestopluma


Rabu, 09 Oktober 2013

TUGAS IV



TUGAS AVERTEBRATA AIR
“ SOAL” .
1.      Jelaskan  definisi  dan pengertian dari fillum cnidaria dan ctenophora
2.      Jelaskan pengertian dari  :
A.     Septa
B.     Columella
C.     Corallite
D.    Hydranth
3.      Jelaskan karakter morfologi dari fillum cnidaria sertakan gambarnya
4.      Jelaskan karakter morfologi dari ctenophora sertakan gambar
5.      Jelasakan mekanisme reproduksi dari fillum cnidaria dan ctenophore.
6.      Jelaskan bagaimana system pencernaan dari fillum cnidaria dan  ctenophore.
7.      Ada berapa  kelas dari filum cnidaria ? sebutkan dan jelaskan apa yang membedakan dari semua kelas tersebut.
8.      Gambarkan morfologi dari Metridum sp , Aglaophenia sp, dan Millepora sp , serta berikan keterangan gambar kemudian klasifikasikan
“ JAWABAN”.
1.      Filum Cnidaria, berasal dari kata cnide (bahasa Yunani) yang berarti sengat. Nama lain adalah invertebrata yang memiliki rongga tubuh.Rongga tubuh tersebut berfungsi sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler). Sedangkan filum Ctenophora berasal dari kata ctenos (Yunani) yang berarti sisir, dan phoros yang berarti dinding. (Suripto,. 2007).
2.      A. Septa merupakan  dinding pemisah struktur  skeletom yang  berbentuk  lempengan  tersusun tegak secara radial terletak  di dalam koralit
B. Columella  merupakan ujung atau  puncak septa.
C. Corrallite merupakan  tempat dari polip karang.
D. Hydranth merupakan polip hydroid, bantalan mulut, rongga pencernaan dan tentakel.


3.      Morfologi Tubuh filum Cnidaria
Ukuran tubuh Cnidaria beraneka ragam. Ada yang penjangnya beberapa milimeter, misal Hydra dan ada yang mencapai diameter 2 m, misalnya Cyanea.Tubuh Cnidaria simetris radial dengan bentuk berupa medusa atau polip.Medusa berbentuk seperti lonceng atau payung yang dikelilingi oleh “lengan-lengan” (tentakel). Polip berbentuk seperti tabung atau seperti medusa yang memanjang.
Cnidaria merupakan hewan diploblastik karena tubuhnya memiliki dua lapisan sel, yaitu ektoderm (epidermis) dan endoderm (lapisan dalam atau gastrodermis) (Gambar 4.1). Ektoderm berfungsi sebagai pelindung sedang endoderm berfungsi untuk pencernaan.Sel-sel gastrodermis berbatasan dengan coelenteron atau gastrosol. Gastrosol adalah pencernaan yang berbentuk kantong.Makanan yang masuk ke dalam gastrosol akan dicerna dengan bantuan enzim yang dikeluarkan oleh sel-sel gastrodermis. Pencernaan di dalam gastrosol disebut sebagai pencernaan ekstraseluler.Hasil pencernaan dalam gasrosol akan ditelan oleh sel-sel gastrodermis untuk kemudian dicerna lebih lanjut dalam vakuola makanan. Pencernaan di dalam sel gastrodermis disebut pencernaan intraseluler. Sari makanan kemudian diedarkan ke bagian tubuh lainnya secara difusi. Begitu pula untuk pengambilan oksigen dan pembuangan karbondioksida secara difusi. Cnidaria memiliki sistem saraf sederhana yang tersebar berbentuk jala yang berfungsi mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan. Sistem saraf terdapat pada mesoglea. Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang terdapat diantara lapisan epidermis dan gastrodermis. Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin (Barnes, 1994).
      Gambar filum cnidaria :
           

Gambar 4.1. Morfologi tubuh Cnidaria dalam bentuk polip dan medusa. (Http://1.bp.blogspot.com)


4.      Morfologi Tubuh Filum Ctenophora

Ctenophora disebut sea walnut, comb jellies, atau ubur-ubur sisir, karena secara vertical, tubuhnya terbagi oleh 8 helai pita yang tampak seperti deretan sisir cilia, berwarna putih, jingga atau ungu. Tubuh biasanya transparan dan yang primitif mempunyai sepasang tentakel bercabang, tanpa nematocyst. Sisir cilia merupakan tenaga penggerak bagi ctenophora.
Dinding tubuh terdiri dari epidermis. Di bawah epidermis terdapat semacam mesenkhim tebal, setaraf dengan mesoglea pada Cnidaria. Mesenkhim Ctenophora mempunyai sel otot sejati, suatu hal yang tidak ada pada Cnidaria. (Gambar 4.2)

Gambar filum stenophora :
Keterangan Gambar                           
1 mouth
2 pharynx
3 sheath of tentacle
4 tentacular canal
5 meridian canal
6 Infundibulum
7 statocyst
8 tentacle
9 rib
10 meridional canal
11 pharyngeal canal
12 Mouth
13 Pharynx
14 Pharyngeal canal

                                                            Gambar 4.2. Morfologi tubuh Ctenophora (Barnes, 1994)


5.      A. Sistem Reproduksi Cnidaria  
Ada 2 cara perkembangbiakan Cnidaria, yaitu :
aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif) (Suripto,. 2007):
1. Aseksual (Vegetatif); Dilakukan dengan membentuk kuncup pada kaki pada fase polip. Makin lama makin besar, lalu membentuk tentakel. Kuncup tumbuh disekitar kaki sampai besar hingga induknya membuat kuncup baru, lalu menjadi koloni.
2. Seksual (Generatif); Dilakukan dengan peleburan sel sperma dengan sel ovum (telur) yang terjadi pada fase medusa. Letak testis di dekat tentakel sedangkan ovarium dekat kaki. Sperma masak dikeluarkan lalu berenang hingga menuju ovum. Ovum yang dibuahi akan membentuk zigot. Mula-mula zigot tumbuh di ovarium hingga menjadi larva. Larva bersilia (planula) berenang meninggalkan induk dan membentuk polip di dasar perairan.
B.     Sistem Reproduksi Ctenophora
Semua Ctenophora adalah hermafrodit. Gonad berbentuk 2 helai pita yang terletak pada tiap dinding kanal meridional yang menebal; yang sehelai adalah ovari dan yang lain adalah testis. Telur dan sperma biasanya dilepas ke air melalui mulut. Pembuahan terjadi di air laut, beberapa jenis mengerami telurnya. Hasil pembuahan ialah larva cydippid yang berenang bebas, berbentuk bulat lonjong menyerupai bentuk Cydippidea dewasa.
6.      system pencernaan dari fillum cnidaria dan  ctenophore.
Filum Cnidaria hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton dan hewan kecil di air.Mangsa menempel pada knidosit dan ditangkap oleh tentakel untuk dimasukkan kedalam mulut.Habitat Cnidaria seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar. Sebagaian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air.
Sebagai karnivor, filum Ctenopora memakan zooplankton kecil seperti jelly fish, copepod, larva moluska, larva crustacea, telur ikan dan larva ikan.
7.      Filum Cnidaria ; dikelompokkan menjadi 4 kelas berdasarkan bentuk, ukuran dan daur hidupnya, yaitu :
1. Kelas Hydrozoa; polip soliter atau koloni, ukuran kecil tidak menyolok. Dalam daur hidupnya terdapat bentuk polip, medusa atau kedua-duanya. Umumnya mempunyai velum. Terdiri dari 5 bangsa; Hydroida, Trachylina, Siphonophora, Chondrophora dan Actinulida.
2. Kelas Scyphozoa; bentuk polip selalu kecil, sedangkan medusa umumnya besar yang biasa disebut ubur-ubur. Tidak mempunyai velum. Terdiri dari 4 bangsa; Stauromedusae, Coronatae, Semaeostomae dan Rhizostomae.
3. Kelas Cubozoa; hanya medusa dengan bentuk persegi yang datar, mempunyai velum. Terdiri dari satu bangsa yakni Cubomedusae dengan dua keluarga , Chirodropidae dan Carybdeidae.

4. Kelas Anthozoa; selalu dalam bentuk polip, tidak ada stadia medusa dalam daur hidupnya, soliter atau koloni. Terdiri dari 3 subkelas; Octocorallia (Alcyonaria) dengan 8 bangsa yaitu : Alcyonacea, Gastraxonacea, Gorgonacea, Helioporacea, Pennatulacea, Protoalcyonaria, Stolonifera, dan Telestacea. Subkelas Hexacorallia (Zoantharia) dengan 4 bangsa yaitu : Actiniaria, Corallimorpharia, Scleractinia (Madreporaria), dan Zoanthidea. Subkelas Ceriantipatharia dengan 2 bangsa yaitu : Antipatharia dan Ceriantharia.
8.      A. Gambar Morfologi dari  Metridium sp
keterangan gambar :
polip
-          Tentakel
-          Mulut
-          Ruang gastrovaskuler
-          Gastro-dermis
-          Mesoglea
-          Kaki
-          Tubuh

Medusa
-          Mulut / anus
-          Tentakel
-          Epidermis
-          Mesoglea
-          Gastrodermis
-          Ruang gastrovaskuler




Klasifikasi Anemon (Metridium sp.), menurut Romimohtarto (2007) sebagai berikut :    Kingdom : Animalia
 Filum : Coelenterata
Kelas : Anthozoa
Ordo : Actinaria
Famili : Actinariaceae
Genus : Metridium
Species : Metridium sp.

B. Gambar Morfologi dari  Aglaophenia sp.
 Keterangan gambar :

-          Mouth
-          Hydrocaulus
-          Hydrotheca of gastrozoid
-     Tentacle 
-     Medusa bud
-     Hypostome
-     Coelenteron
-     gonotheca of gonozooid

klasifikasi  Bulu ayam (Aglaophenia sp.)

Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Hydrozoa
Family : Aglaopheniidae
Genus : Aglaophenia
Species : Aglaophenia sp.
Gambar morfologi Karang (Millepora sp.)
Keterangan :
             -   tentakel
-          Stomata
-          capitulum
-          collar
-          mesentery
-          gametogenic tissue ( gonad)
-          acontia
-     pedal disc
-     column
-     mesenterial filamen
-     sphincter muscle
 -    actinopharynx
 -    oral disc
Klasifikasi  Karang (Millepora sp.)
Kingdom : Animalia
Phylum : Coelenterata
Class : Hydrozoa
Order : Milleporina
Family : Milleporae
Genus : Millepora
Species : Millepora sp